Mulai Chat dengan MinPro
Klik disini untuk chat!
0 of 15 Bank Soal completed
Questions:
You have already completed this kuis. You cannot start it again.
Kuis is loading…
You must sign in or sign up to take this kuis.
You must first complete the following:
Kuis complete. Results are being recorded.
0 of 15 Bank Soal answered correctly
Waktu Pengerjaan
Time has elapsed.
You have reached 0 of 0 point(s), (0)
Score: of ()
Bagaimana cara mengukur keberhasilan rencana kerja manajemen risiko?
Apa yang dimaksud dengan “memantau dan meninjau rencana kerja manajemen risiko”?
Siapa yang bertanggung jawab atas memantau dan meninjau rencana kerja manajemen risiko?
Simak Studi Kasus 2. Kegiatan apa yang paling mungkin harus dilakukan pertama kali oleh Mr. Bambang untuk mulai membangun kesadaran para pimpinan perusahaan terhadap pentingnya penerapan manajemen risiko? (E2, KUK2.2 JRES)
Simak Studi Kasus 2. Dalam proses merumuskan Kerangka Kerja (Framework) untuk mengelola risiko di perusahaan, salah satu inisiatif yang akan dilakukan oleh Mr. Bambang adalah merumuskan kebijakan manajemen risiko perusahaan. Mana dari hal–hal berikut ini yang biasanya ada dalam dokumen kebijakan manajemen risiko perusahaan ? (E1,KUK1.4 JRES)
I. Keterkaitan antara sasaran dan kebijakan perusahaan terhadap kebijakan manajemen risiko.
II. Komitmen dart manajemen terhadap penerapan manajemen risiko.
III. Peran dan tanggung jawab dari para pihak terhadap pengelolaan risiko perusahaan
Simak Studi Kasus 2. Dalam Proses merumuskan Kerangka Kerja (Framework) untuk mengelola risiko di perusahaannya berdasarkan pada standar ISO 31000 2018, Mr. Bambang juga harus melakukan evaluasi atas konteks internal dan ekstemal perusahaan. Dari hal-hal berikut ini mana saja yang paling mungkin tidak tennasuk konteks internal organisasi? (E1,KUK1.4 JRES)
I. Struktur organisasi, peran dan tanggung jawab, kebijakan perusahaan.
II. Stakeholder perusahaan.
III. Sistem informasi dan proses pengambilan keputusan yang dimiliki perusahaan.
IV. Pelanggan Perusahaan.
Simak Studi Kasus 2. Mr. Bambang memahami bahwa perusahaannya harus mengkominikasikan kepada para pemangku kepetingan untuk menjamin bahwa terdapat akuntabilitas, wewenang dan kompetensi yang memadai untuk dapat mengelola risiko dengan baik, termasuk menerapkan proses manajemen risiko dan· memastikan terdapat kecukupan, efektifitas dan efisiensi dari pengendalian internal yang dimiliki orang perusahaanya. Kondisi tersebut akan dapat diwujudkan perusahaan dengan: (E2,KUK2.2 JRES)
I. Melakukan identifikasi risk owner yang memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk mengelola risiko.
II. Melakukan identifikasi tanggung jawab dalam proses manajemen risiko untuk tingkat tertentu saja di dalam perusahaan.
III. Melakukan identifikasi dalam hal siapa yang bertanggungjawab untuk mengembangkan, menerapkan dan memelihara kerangka kerja untuk mengelola risiko.
IV. Mengembangkan proses pelaporan risiko internal dan/atau eksternal perusahaan.
Simak Studi Kasus 2. Dalam merumuskan kerangka kerja untuk mengelola risiko, Mr. Bambang memastikan bahwa perusahaan harus mengalokasikan sumber daya yang memadai untuk manajemen risiko. Hal mana saja yang dipertimbangkan oleh Mr. Bambang? (E1,KUK1.4 JRES)
I. Jumlah SDM, keahlian, pengalaman dan kompetensi
II. Sumber daya yang dibutuhkan untuk setiap langkah dari proses Manajemen Risiko.
III. Proses perusahaan, metode dan perangkat yang digunakan untuk mengelola Risiko.
IV. Program-program pelatihan perusahaan.
Simak Studi Kasus 2. Setelah kerangka kerja untuk mengelola risiko tersusun, tentu dilanjutkan dengan penerapan dari kerangka kerja tersebut. Dalam menerapkan kerangka kerja tersebut apa saja hal yang harus dilakukan Mr. Bambang yang memimpin penerapan manajemen risiko di Perusahaan? (E1,KUK1.4 JRES)
I. Menyusun rencana kerja (Road Map) Penerapan Manajemen Risiko berikut waktu pelaksanaan dan sumber daya dan menerapkannya di perusahaan.
II. Memastikan bahwa proses pengambilan keputusan tidak boleh diubah atau dimodifikasi
III. Melakukan pengukuran kinerja dari kerangka kerja manajemen risiko secara periodik dengan melakukan audit manajemen risiko.
Simak Studi Kasus 2. Dalam rangka menerapkan Kerangka Kerja Manajemen Risiko yang salah satu kegiatannya adalah melakukan proses manajemen risiko, Mr Bambang selaku VP of Enterprise Risk membutuhkan risk tolerance dan risk appetite perusahaaan yang ditetapkan oleh Direksi untuk menjadi acuan dalam melakukan risk assessment. Sehubungan dengah hal tersebut Mr Bambang harus menjelaskan kepada Direksi mengenai konsep risk appetite dan risk tolerance tersebut. Dari pemyataan mengenai risk appetite dan risk tolerance di bawah ini, mana pemyataan yang salah? (E2,KUK2.2 JRES)
I. Risk Appetite adalah pernyataan secara korporasi yang menjelaskan jumlah / nilai dan kategori risiko yang siap untuk diterima dalam rangka mencapai tujuan Perusahaan.
II. Risk Tolerance digunakan untuk menentukan kriteria risiko perusahaan
III. Risk Tolerance adalah jumlah risiko yang dapat diterima oleh perusahaan setelah melakukan tindakan penanganan risiko yang ditetapkan sesuai dengan situasi dan kondisi perusahaan.
IV. Risk Tolerance sangat erat hubungannya dengan target perusahaan, sementara Risk Appetite lebih menjelaskan potensi penyimpangan dari target tersebut.
Dalam praktik, terdapat perusahaan yang telah memiliki komitmen dalam penerapan Enterprise Risk Management. Mana dari kondisi berikut yang paling menggambarkan pemyataan tersebut? (E1,KUK1.4 JRES)
I. Perusahaan memiliki kebijakan dimana salah satu anggota Direksi bertanggung jawab dalam penerapan manajemen risiko.
II. Perusahaan memiliki Komite Pemantau Risiko yang membantu Dewan Komisaris dalam menjalan fungsi oversight penerapan manajemen risiko .
III. Perusahaan memiliki divisi manajemen risiko tetapi tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan untuk investasi pengembangan usaha.
IV. Semuar risk owner di Perusahaan berperan aktif dengan penuh tanggungjawab dalam menjalankan proses manajemen risiko di fungsi masing-masing
Manakah dari pernyataan berikut yang bukan merupakan tujuan penilaian tingkat kematangan penerapan manajemen risiko di perusahaan: (E1,KUK1.4 JRES)
Pelaksanaan Risk Based Internal Audit di perusahaan selaras dengan Penerapan Manajemen Risiko. Salah satu bagian dari Risk Based Internal Audit adalah yang disebut dengan Risk Management Audit (RMA). Mana dari peryataan berikut mengenai RMA yang benar? (E1,KUK1.4 JRES)
Simak Studi Kasus 3. Belum tinggi nya tingkat kesadaran dan pemahaman pimpinan dan pekerja akan manajemen risiko tentu merupakan hambatan besar bagi lbu Luna untuk menerapkan manajemen risiko sehingga bermanfaat bagi perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut, tindakan apa yang dapat dilakukan lbu Luna untuk meningkatkan tingkat kesadaran dari pekerja dan pimpinan terhadap manajemen risiko ? (E2,KUK2.2 JRES)
Simak Studi Kasus 3. Dalam Prosedur (SOP) manajemen risiko di PT JR , Setiap Department Head ditetapkan sebagai risk owner untuk semua Section Head (Manager) di bawahnya. Dalam hal ini lbu Luna hanya menerima risk register yang telah ditandatangani oleh masing masing Department Head (Dept. Head). Berdasarkan kondisi perusahaan saat ini dalam hal penerapan manajemen risiko, untuk menjamin validitas dari risk register yang disampaikan oleh para Dept. head, hal apa saja yang seharusnya dilakukan oleh lbu Luna ? (E2,KUK2.2 CMS)
I. Memberikan masukan kepada para Dept Head untuk memeriksa tertebih dahulu dengan teliti risk register yang diserahkan oleh masing-masing Section Head di bawahnya sebelum ditandatangani.
II. Menunggu Risk Register dari Para Dept Head untuk dikonsolidasi menjadi risk register perusahaan dengan asumsl bahwa isi risk register sudah benar dan valid karena telah ditandatangi oleh masing-masing Dept Head tanpa melakukan challenge session tertebih dahulu.
III. Melakukan perubahan isi risk register masing-masing Dept Head jika terdapat hal – hal yang dirasakan perfu dikoreksi untuk kemudian dikonsolidasl menjadi risk register korporat tanpa harus mendapatkan persetujuan dari masing-masing Dept Head.
IV. Melakukan Challenge Session Terhadap Para Section Head untuk memastikan validitas den keakuratan dari risk register masing-masing departemen untuk dievaluasi dan dikoreksi teriebih dahulu sebelum diserahkan kepada Dept Head untuk di setujui dan ditandatangani.